BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Ekologi
dalam perkembangannya menjadi sekamin di butuhkan kehadirannya hampir di setiap
pemecahan permasalahan lingkungan dan pembangunan. Kondisi ini sangat di
mungkinkan karena ekologi menjadi dasar yang harus di miliki dalam menerapkan
berbagai konsep, terutama penerapan konsep lingkungan, maupun konsep-konsep
tentang manusia dan makhluk hidup lain dalam hubungan nya dengan lingkungan.
Dalam
berbagai kegiatan pembangunan, ekologi sebagai ilmu saat ini konsepnya semakin
banyak di butuhkan dan di terapkan, misalnya konsep kelestarian semua bentuk
sumber daya alam, perlindungan plasmanutfah, pengendalian kelahiran dalam
program keluarga berencana pada populasi manusia, konsep penanganan ekosistem,
pembangunan dan hasil maksimal yang berkelanjutan, konsep penanganan
permasalahan daeran aliran sungai, konsep perlindungan terhadap ekosistem
mangrove, perlindungan atas terumbu karang, konsep pengelolaan hutan, konsep
pengelolaan suaka alam, dan perlindungan satwa liar, konsep ekologi dalam
penyusunan undang-undang perlindungan terhadap lingkungan, konsep ekologi dalam
pemberian izin operasional, pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu
industri, atau suatu kawasan misalnya harus di laksanakan analisis mengenai
dampak lingkungan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Perkembangan
akhir-akhir ini, konsep ekologi di terapkan dalam menejeman lingkungan yang
lebih canggih dan semakin rumit, di antaranya dalam kegiatan audit lingkungan
dan sertifikasi bagi pengakuan internasional di bidang lingkungan. Konsep
ekologi berperan demikian penting tidak hanya pada masalalu, namun juga pada
masa sekarang dan masa yang akan datang. Mengingat hal tersebut, maka
konsep-konsep serta dasar-dasar ekologi sebaiknya di masyarakatkan sedini
mungkin serta di sebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
ekologi ?
2.
Bagaimana
sejarah ekologi ?
3.
Apa saja
macam-macam ekologi ?
4.
Apa saja ruang
lingkup ekologi ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetai
tentang ekologi
2.
Untuk
mengetahui sejarah dan pembagian ekologi
3.
Untuk
mengetahui macam-macam ekologi, ruang lingkup ekologi, dan aplikasi ekologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ekologi
Ekologi
berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada
juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari
alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi
unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang
terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah
bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya
atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli
ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain
(makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan.
Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak
tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai
memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek
rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan
efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari
Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk
yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
B.
Sejarah Ekologi
Ekologi diturunkan melalui tradisi
secara alami dari jaman dahulu. Pada awal abad ke 19 seorang biogeografer
jerman, Alexander Vohn Hum Boldt,
menstimulasi penelitian tentang distribusi tumbuh-tumbuhan sebagai suatu
komunitas dari suatu lingkungan yang kemudian disusul sampai abad kedua puluh
oleh beberapa ahli tumbuhan eropa seperti Oscar Drude dan Eugene Hangat. Edward
forbes seorang ahli biologi laut berasal dari inggris memperlajari ekosistem
dilaut pada awal abad ke- 19 .
Nama ekologi, diusulkan pertama
kali pada tahun 1866 oleh ahli biologi jerman Ernst Haechkel, seorang pengikut
terkemuka darwinisme. Pada tahun 1870 Haeckel menulis “Ekologi adalah kajian
interaksi yang kompleks yang disebut oleh Darwin sebagai kajian tentang
syarat-syarat dari perjuangan suatu makhluk hidup untuk bertahan hidup”.
D.
Macam-macam Ekologi
Ø Ekologi
Hutan
Ekologi Hutan adalah Ilmu yang
mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat
erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan
(Eviromental biology).
Hutan adalah masyarakat
tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang
berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan
hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi
yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan dapat
dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari ekologi
suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau
tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati
fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau
ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap
komposisi dan produksi hutan.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan
lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal
bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan riset
perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari
ekologi) kini berfokus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang
masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
v
Perpindahan energi dan materi dari
makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan
faktor-faktor yang menyebabkannya.
v
Perubahan populasi atau spesies
pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya
v
Terjadi hubungan antarspesies
(interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Ø Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan
ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari,
dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut penjelasan tentang ekologi laut.
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl– mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaan secara horizontal.
Ø Ekologi Tanaman
Ekologi tanaman adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Tanaman
membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan
begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.
Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan
ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari
biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu, hewan dan
tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada
diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain
tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan
makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah
terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah lingkungan sejak dahulu kala
walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat
primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan
terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar
organisma yang efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap
tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk
mempertahankan hidupnya.
Ekologi merupakan gabungan dari dua
kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran.
Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dan rumah
tangganya. Dengan kata lain defenisi dari ekologi ialah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Berdasarkan
defenisi di atas maka yang dimaksud dengan Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara tanaman (tumbuhan yang
dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman
dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari lingkungan
inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan sebagainya.
Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya cekaman
(stress) pada tanaman.
Berdasarkan makna ekologi di atas
maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu
biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi lingkungan. Ekologi merupakan
bagian kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah
organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan
bahasanbahasan dalam mempelajari ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas
suatu individu/grup tidak terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari
penjelasan ini dapat dilihat ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya
amat luas.
Pelajaran mengenai lingkungan hidup
organisma sudah dipelajari sebelum kata ekologi itu sendiri diperkenalkan oleh
ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya untuk memelihara
lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti ”jangan menebang
pohon yang rindang karena ada penghuninya”. Ini adalah salah satu upaya mereka
untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos mengenai pemeliharaan lingkungan
ini relatif cukup banyak, karena masing-masing suku yang ada di Indonesia
memilikinya. Gambaran ini memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang
memiliki kekekuatan penuh yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya.
Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia
itu sendiri.
Tujuan utama mempelajari ekologi
tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari teknik budidaya yang
dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan sebagai warisan
untuk anak cucu kita
Lingkungan akan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi.
Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan
agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum.
Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam
rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya
tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi
jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan
teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan
sangat penting artinya bagi sektor pertanian.
Ø Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga. Pengetahuan
tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar penerapan pengendalian
hama terpadu (PHT). Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk
pengendalian hama pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya
berbasis pada pengetahuan ekologi serangga.
Sifat struktur penyimpanan secara
umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan
pangan yang melimpah. Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang,
walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di
penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi
pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:
v Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya
v Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan
v Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan
v Laju reproduksi yang tinggi
v Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan
v Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan
v Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat
dll.)
Studi ekologi yang dilakukan pada
kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih berguna untuk mengembangkan
program pengendalian. Dengan demikian dapat diperoleh lebih banyak
gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama
pada kondisi nyata.
E.
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang
lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
·
Populasi
Populasi
adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada
bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila
kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari
spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu
dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.
-
Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan
ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
-
Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan
apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi
sapi di padang rumput.
·
Komunitas
Komunitas
adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di
dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada
komunitas burung, atau komunitas tanaman dan sebagainya.
Cara
yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian
nama komunitas dapat berdasarkan :
a.
Bentuk atau struktur utama seperti
jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan
agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat
tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
b.
Berdasarkan habitat fisik dari
komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas
lautan, dan lain-lain.
c.
Berdasarkan sifat-sifat atau
tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam
seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang
terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
Macam-macam
Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1)
Komunitas akuatik, komunitas ini
misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam.
2)
Komunitas terrestrial, yaitu
kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di
padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu
:
1)
Suksesi primer yaitu bila ekosistem
mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada)
menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi
yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
2)
Suksesi sekunder yaitu prosesnya
sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan
kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
Dalam komunitas,
semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
·
Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal
balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi
atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan
tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen ataupundekomposer.
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang
beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya
tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :
-
Komponen autotrof
Autotrof berasaldari
kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan
makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsisebagai produsen,
contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
-
Komponen heterotrof
Heterotrof
berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang
berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia,
hewan, jamur, dan mikroba.
-
Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup
yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnyakehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
-
Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Termasuk pengurai iniadalah bakteri dan jamur.
A.
Macam-macam Ekosistem
Secara garis
besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air Laut.
Ekosistem darat
Ekosistem darat
ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapabioma, yaitu sebagai berikut.
o
Bioma gurun
Beberapa Bioma
gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan
padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga
tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
o
Bioma padang rumput
Bioma ini
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa,
anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikusdanular.
o
Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan
Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
o
Bioma hutan gugur
Bioma hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakoon (sebangsaluwak).
o
Bioma taiga
Bioma taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
o
Bioma tundra
Bioma tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini
ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.
Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa
kutub, beruang kutub,
dan insektaterutama nyamuk dan lalat hitam.
Ekosistem Air
Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
o
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang
hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan
akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau isotonis.
o
Adaptasi hewan
Ekosistem air
tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air
tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Ekosistem air
laut
Ekosistem air
laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari,
danterumbu karang. Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di
bagian bawah disebut daerahtermoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayahpermukaannya secara
horizontal.
Menurut kedalamannya,
ekosistem air laut dibagisebagai berikut.
- Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengandarat.
- Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasardalamnya ± 300 meter.
- Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
- Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebihdalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Di laut,
hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melaluiinsang secara aktif.
Ekosistem pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikankecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun
surut. Daerah ini dihuni oleh
beragaman vertebratadan ikan serta rumput laut.
Biosfer
Biosfer adalah
ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk
hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks
dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer,
daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang
berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua,
dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting
persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya.
Faktor abiotik utama
:
ü Suhu
Suhu lingkungan
merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada
proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu
tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya
membeku pada suhu di bawah 0o C, dan protein pada sebagian
besar organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C.
Selain itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup
aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi
yang luar biasa memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu
tersebut.
ü Air
Sifat-sifat air
yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting bagi
kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai
habitat. Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu
lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan
keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan
tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di lingkungan darat mengahdapi
ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya dibentuk oleh
kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang
mencukupi.
ü Cahaya Matahari
Matahari
memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya
tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara
langsung. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi
persebaran organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu
sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air yang selanjutnya akan
mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya.
ü Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu
lingkungan pada organism dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui
penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di organism
dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada
tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar
pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan
anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh
pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan
tumbuh secara normal, yang menghasilkan suatu penampakan
“lambaian bendera”.
ü Batu dan Tanah
Penyebab
timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada ekosistem
terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah
yang akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran
sungai, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang
selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik.
Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut dan dasar laut
menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang dalam
habitat seperti itu.
ü Gangguan Periodik
Gangguan yang
sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak,
daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan
tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses
pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi merupakan gangguan
yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga
organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya
gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi,
tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini.
Pada
kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara periodik untuk mempertahankan hidupnya.
ü Iklim
Faktor abiotik
yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4
faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim
(climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat
melihat dampak besar iklim pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu
klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu,
yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata
tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng ditemukan
di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk
membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu
hubungan sebab akibat.
F.
Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai
satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks.
Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan
jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio
aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat
mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan
kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini
merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada
mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang terhadap
hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan
hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan
pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli
ekologi harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih
bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas
ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan
hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan,
erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi
buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya
masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak
mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ada 14 asas
dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Yaitu:
1)
Energi dapat diubah dari bentuk
satu ke bentuk lainnya, tetapi tidakdapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
2)
Semua proses
pengubahan energy tidak cermat.
3)
Materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
4)
Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5)
Peningkatan pengadaan suatu sumber
alam mungkin dapat merangsang penggunaan sumber alam tersebut.
6)
Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan
tertinggi akan sering dijumpai pada generasi berikutnya.
7)
Keanekaragaman yang
kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8)
Tingkat
makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9)
Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10)
Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan
yang stabil.
11)
Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi
sistem yang belum dewasa.
12)
Kesempurnaan adaptasi setiap
habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya dalam suatu lingkungan
tertentu.
13)
Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan
keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem mantap yang kemudian
menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi.
14)
Derajat pola keteraturan fluktuasi
populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu sebelumnya
BAB III
KESIMPULAN
1.
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil
dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian berdasarkan
“lapisan vertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”
3. Makhluk hidup atau organisme
memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke
tingkat organisasi yang paling kompleks. Tingkatan organisme dalam ekologi
adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi,
komunitas, dan ekosistem.
4. Ekologi masak ini menjadi
semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan berdasarkan bidang
kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya,
dan berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat
hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.
6. Ekologi memiliki
14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satudengan asas yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Neil A, dkk, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Jakarta : Erlangga, 2008
Fried,
George H, dkk, Biologi Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga, 1999
Heddy,
suwasono, dkk, Pengantar Ekologi, Jakarta : Rajawali, 1986
Djamallrwa, Prinsip-Prinsip
Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas, Jakarta : Bumi Aksara, 2003
Soemarmoto, Ekologi, Jakarta
: Djambatan, 1972
0 comments: